Rabu, 30 Oktober 2019

Let’s Learn Poems ; Sebuah Alternatif Pembelajaran Puisi Berbahasa Inggris

Why Poems?
Memangnya apa gunanya belajar puisi? Dunia yang sudah terlalu modern ini terasa tidak memerlukan lagi kata-kata mendayu seperti dalam puisi.

Bahasa puisi memang bisa saja berbeda dengan bahasa sehari-hari, tapi tidak selalu rumit. Puisi, apalgi yang berbahasa Inggris tidak perlu menjadi hal yang perlu dihindari karena dianggap rumit. Bukankah terlalu membosankan jika kita menggunakan kalimat yang selalu biasa saja setiap hari. Anggap saja membaca puisi itu seperti tamasya menuju dunia lain. Dunia dengan bentuk dan gaya bahasa yang bisa saja sedikit berbeda atau bisa saja berbunyi lebih indah dengan rima di tiap akhir baris di sebuah bait.

Keuntungan lain dari mempelajari puisi berbahasa Inggris adalah :

  • Menambah kosakata 

Dengan membaca puisi, kita bisa mempelajari banayak kosakata baru dan menemukannya dalam banyak konteks.

  • Melatih ketrampilan berbicara (speaking)

Saat membaca puisi berbahasa Inggris dengan keras, itu akan membantu kita untuk melatih kepekaan dalam pengucapan, intonasi, dan ritme. Pada akhirnya itu nanti akan bermanfaat untuk meningkatkan ketrampilan speaking kita.

  • Menambah wawasan dan kreatifitas imajinasi

Membaca banyak karya sastra berupa puisi akan dapat membantu menambah wawasan kita tentang banyak hal. Beberapa puisi juga mempunyai pesan moral yang dapat kita pelajari. Setelah itu, kita juga bisa menjadi lebih kreatif, yaitu dengan cara menulis sebuah puisi karya kita sendiri.

Let’s Learn the Meaning of Poems

Listen the following poem. What is the title? Do you like it?

Klik link berikut untuk belajar Mudah Menulis Puisi dengan Teknik LDA
atau : 

Untuk materi berupa video pembelajaran bisa disimak di sini :



Belajar puisi bisa sama menariknya dengan membaca cerita. Jangan menganggapnya sulit tapi nikmatilah. Dan kau akan temukan keindahannya.

Salam Belajar,




Jumat, 25 Oktober 2019

Contoh Ide Penelitian di Bidang Bahasa untuk Best Practice & PTK ; Inspirasi dari AISOFOLL 10

Tugas guru utamanya memang mengajar, tetapi salah satu yang kini harus ditingkatkan adalah kemampuan guru untuk membuat karya penelitian. Bisa dituangkan dalam bentuk Best Practice maupun dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas. Ide nya bisa apa saja yang terjadi di kelas. Tidak harus yang super keren. Berpikiran seperti  itu lama-lama malah akan menutup ide – ide yang akan muncul.  Akhirnya tidak akan pernah menulis!

Sesi foto bersama presenter dan key note speakers AISOFOLL 10
Itulah setidaknya yang terjadi pada saya. Sudah hampir empatbelas tahun jadi guru, saya belum pernah berusaha melakukan penelitian. Masalahnya ya itu tadi. Saya terlalu lama menimbang ide untuk teknik belajar apa yang paling keren untuk dijadikan bahan penelitian.

Hingga akhirnya saya mengikuti sebuah miniworkshop NEEW untuk guru tentang multiliterasi di UNS. Bapak Prof Handoyo Puji Widodo, Phd yang menjadi salah satu pembicara menjelaskan bahwa ide penelitian itu bisa yang sederhana saja. Salah satunya dengan Photovoice. Beliau kemudian memberi referensi teori yang jelas dengan beberapa sumber jurnal internasional yang terpercaya.
Saya kemudian mencobanya, dan ternyata asal mengikuti alur, menuangkan dalam penelitian itu bisa seperti bercerita saja. Apalagi target saya adalah praktik baik pengajaran (Best Practice).

Keberuntungan berikutnya adalah ketika penelitian ini malah memenangkan dana hibah dari SEAMEO QITEP in Languange Regrants 2018. Keberuntungan lain adalah ketika terpilih menjadi peserta AISOFOLL ke 10 pada bulan Oktober 2019 lalu.

Be Creative Teacher

Di AISOFOLL ini banyak sekali ide penelitian dari pembicara lain yang dapat saya pelajari. Menurut saya, hampir semua penelitian yang di presentasikan itu intinya adalah ‘Be Creative Teacher’. Jadilah guru yang kreatif – yang mampu mengajak siswa menuju ke level pemikiran aras tinggi (HOTS).

Dr. Jo-Ann Netto-Shek, dari Nanyang Technological University, Singapore, mengatakan bahwa dengan pengajaran yang kreatif, pemikiran siswa itu akan meningkat ke arah pemikiran kritis dan juga kreatif. Jangan mengajar bahasa hanya untuk sekedar membaca tahu isinya, arti vocabulary nya, atau hanya tahu cara membacanya. Buatlah kegiatan yang kreatif untuk bisa fluent / lancar dalam menggunakan bahasa itu sesuai konteksnya.
Dr. Rainer E Wicke, keynote speaker AISOFOLL 10

Seorang pembicara lain dari Jerman yang merupakan perwakilan dari Goethe Institute, Dr Rainer E.Wicke,  memberi pandangan bahwa pengajaran bahasa secara kreatif itu penting. Creative Languange Teaching itu merupakan sarana untuk meningkatkan prestasi di bidang bahasa. Guru itu sebagai monitoring saja bukan lagi controlling.

Bapak Reiner yang sudah berpengalaman mengajar di berbagai negara ini memang menyadari bahwa creative language teaching itu bisa saja proses yang tidak mudah bagi siswa atau guru itu sendiri, jadi ‘don’t expect too much at the beginning’. Jangan berharap terlalu banyak saat akan memulainya. Hasil pencapaian yang meningkat itu sesungguhnya hasil dari proses. Jadi jangan takut memulai, enjoy the process!.

Contoh Penelitian di Bidang Bahasa

Menggunakan kolase gambar dan foto untuk menulis kreatif

Berikut ini sharing contoh-contoh inspirasi penelitian di bidang bahasa terinspirasi dari AISOFOLL 10:
Mr. Rainer mencontohkan untuk memotivasi siswa dalam menulis cerita kreatif dengan menggunakan real picture. Pertama beliau menyuruh siswa untuk mengambil gambar jendela dari kejauhan. Ide besarnya adalah : Window is a Window.
Pesentasi project Window is a Window

Setelah itu siswa saling menceritakan dengan temannya tentang gambar jendela yang dia ambil. Mr. Rainer kemudian menyediakan potongan – potongan gambar berbagai objek yang dia gunting dari majalah atau koran. Potongan – potongan gambar itu ditempel sebagai kolase di samping foto jendela. Dari inspirasi jendela dan kosakata dari benda-benda yang di kolase itu, siswa membuat kalimat-kaimat untuk dirangkai menjadi cerita.

Menerapkan Photovoice sebagai teknik untuk menulis eksposisi

Photovoice pada dasarnya hampir mirip dengan metode Mr. Reiner diatas. Hanya saja tidak berupa kolase. Photovoice menggunakan satu foto yang diambil oleh siswa untuk kemudian dijadikan bahan tulisan.
Photovoice menganggap gambar mempunyai suara yang bisa membawa perubahan. Gambar bisa diamati dengan pertanyaan-pertanyaan disingkat SHOWED:
Presentasi Photovoice Project

  1. What do you see here?
  2. What is really happening here?
  3. How does this relate to our live?
  4. Why does the situation, concern, or strength exist?
  5. What can we do about it?

Setelah tulisan jadi, tulisan dan foto kemudian di eksebisi atau semacam pameran untuk khalayak ramai. Sebisa mungkin melibatkan para pembuat keputusan sehingga suara di foto itu bisa di dengar luas. Pembahasan tentang Photovoice dapat anda baca Klik Disini

Flipping Movies for Dynamic Engagement

Penelitian ini menggunakan model Flipped Classroom yang menggabungkan kegiatan Face To Face (tatap muka antar guru dan murid secara langsung), dengan kegiatan pembelajaran daring berbasis komputer. Materinya menggunakan film berbahasa Inggris, pilih film yang pengucapannya tidak terlalu rumit dan mengandung unsur nilai moral yang baik. Tujuan utama nya adalah untuk meningkatkan keterlibatan siswa agar lebih dinamis saat belajar Bahasa Inggris.
Poster Film Gifted Hands dari google.com

Urutannya adalah sebagai berikut :
Pre-Movie
Berupa kegiatan di luar kelas. Siswa diberi link video terkait dengan film yang akan dilihat. Misalnya sebagai contoh, film yang akan dilihat 'Gifted Hands', pada kegiatan pre-movie ini siswa diberi link untuk mengamati video 'Dr. Ben Carson's Gifted Hands documentary. Tujuannya agar siswa menjadi terbiasa dengan target vocabulary dan memahami pengenalan isu yang akan diangkat dalam film tersebut.

Movie Day
Ini merupakan kegiatan menonton film di dalam kelas. Suasana dibuat seperti dalam gedung film yang gelap dan dingin. Boleh juga siswa mencatat. Film dilengkapi dengan caption dan di pause setiap sepuluh menit digunakan guru untuk menanyakan beberapa pertanyaan untuk memastikan pemahaman siswa.

Post-movie
Ini merupakan kegiatan mengerjakan tugas di luar kelas. Tugasnya di susun untuk mengasah kosakata, menggunakan kosakat itu sesuai konteks, dan mengembangkan keterampilan mendengarkan. Siswa akan dapat mengerjakan sesuai kecepatan dan target masing-masing.

Extensions and Creativity
Setelah semua siklus kegiatan diatas, siswa melakukan In-class Workshops. Siswa didorong melakukan project yang dinamis dan kreatif berkaitan dengan film yang dilihat. Project dapat berupa membuat dokumentary, merancang dan menyelenggarakan sebuah kegiatan, melakukan kampanye, atau berakting dalam role playing.
Sebagai contoh, setelah kegiatan dengan film Gifted Hands, diadakan penyelenggaraan sebuah kegiatan culture day dengan menggunakan kutipan-kutipan Carson, laporan pada isu utama di film tersebut, melakukan interview dengan para dokter, dan membuat replika sederhana dari bagian scene film tersebut.

Menggunakan teknik Srapbooking untuk menyusun teks Biografi

Menulis di kertas begitu saja bisa membosankan. Untuk menarik perhatian, siswa diajak menulis teks biografi tentang tokoh-tokoh terkenal dengan membuat scrapbook.
Membuat scrapbook nya cukup dengan menggunakan bahan-bahan sisa di sekitar siswa. Bentuk scrapbook lebih menarik daripada menulis di selembar kertas. Bagaimana cara menyusun sebuah scrapbook dapat anda amati melalui beberapa video tutorial di internet.

Mengadakan project menulis di blog bagi siswa dan FB group

Setiap siswa membuat sebuah blog. Link blog dikirim kepada guru. Dalam blog tersebut siswa memposting beberapa hal terkait KD yang sedang dipelajari. Sebagai contoh, dalam mengajar KD tentang ungkapan apreciation, siswa bisa membuat postingan di blognya. Bisa berupa ringkasan pelajaran, tulisan membuat dialog ungkapan apreciation, menanyangkan komik buatannya yang mengguanakan ungkapan apreciation, atau membuat link tayangan video mereka.
Untuk memudahkan sharing informasi di blog mereka, ada FB group kelas. Di FB group itu, siswa membagikan tautan menuju tiap postingan di blog nya. Diskusi juga bisa terjadi lebih leluasa di FB group ini.

Mengintegrasikan Teknologi Augmented Reality untuk pembelajaran

Contoh dari penelitian ini adalah, pengembangan seperangkat media yang diberi mana ABC Kartei untuk pembelajaran Budaya Jerman Indonesia. Media ABC Kartei itu terdiri dari kartu-kartu dengan penanda (marker) untuk dapat diakses secara digital berikut dengan panduan penggunaannya.
Teman sekamar saya waktu kegiatan PembaTIK level 3 lalu juga pernah menerapkan metode AR ini untuk belajar kosakata bahasa inggris. Namanya ibu Asih dari SMP N 1 Selomerto. Beliau orangnya sangat kreatif dengan menggunakan media ini. Contoh media AR yang dia buat dapat anda amati di tautan Youtube nya :


Itulah beberapa contoh project penelitian yang bisa anda jadikan inspirasi. Beberapa terlihat sederhana, bukan? Hanya bedanya mereka menuliskannya. Maka jadilah sebuah laporan penelitian. Berikut contoh – contoh lain inspirasi penelitian:
  • Membuat Digital Storytelling Project untuk meningkatkan skills productive siswa.
  • Meningkatkan HOTS siswa dengan permaianan ‘I am The Expert’
  • Penerapan HOTS untuk meningkatkan ketrampilan menulis menggunakan ‘Mind Mapping’
  • Project ‘Cartoonize Your Holiday’ untuk meningkatkan pembelajaran berbasis HOTS
  • Menggunakan Google Classroom dalam Flipped Classroom Model
  • Meningkatkan keterampilan menulis dalam materi Decrire Une Personne melalui media Kahoot
  • Menerapkan Process Approach dalam Writing untuk meningkatkan HOTS
  • Menerapkan CLCs (Critical Literature Circles) untuk meningkatkan pemikiran kritis
  • Menerapkan Metacognitive Strategies untuk meningkatkan pemikiran aras tinggi pada siswa
  • Menggunakan Creative Questions untuk mengembangkan ketrampilan berpikir kritis
  • Melibatkan ketrampilan membuat pertanyaan terbuka dalam menstimulasi Students’ Thinking
  • Menerapakan blended learning pada pembelajaran menulis puisi

Semoga dengan beberapa contoh diatas anda dapat terinspirasi membuat penelitian Best Practice atau Penelitian Tindakan Kelas. Kunci dari membuat penelitian adalah pelaporan yang sistimatis, dengan dokumentasi yang jelas, dan yang penting jujur. Penelitian tidak usah dibuat-buat dan jangan copy paste saja dari berbagai sumber. Selamat menulis laporan.

      Salam Belajar,


Kamis, 24 Oktober 2019

Hadiah Regrants Istimewa dari SEAMEO QITEP in Language

Mau menulis penelitian di bidang bahasa dan didanai? Ada beberapa proyek yang dapat anda ikuti untuk hal itu. Salah satunya adalah Seameo Qitep in Language Grants. Saya telah mencobanya dan Alhamdulillah berhasil tembus mendapatkan grants atau dana hibah tersebut di tahun 2018 untuk katagori Praktik Baik. Untuk sekedar berbagi bahagia, ini dia cerita lengkapnya.

Berkenalan dengan SEAQIL

SEAQIL adalah kependekan dari SEAMEO QITEP in Language. SEAMEO itu adalah semacam organisasi menteri pendidikan se-Asia Tenggara ( Southeast Asian Ministers of Education Organization). Sedangkan kata QITEP itu singkatan dari  Quality Improvement for Teachers and Education Personnel. Jadi SEAQIL atau QITEP in Languageitu maksudnya bagian SEAMEO yang merupakan pusat regional untuk peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan  di bidang bahasa.

SEAQIL berdiri sejak tahun 2009. Lembaga ini berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan guru pengajar  bahasa Indonesia dan bahasa asing, tidak hanya bahasa Inggris saja, tapi juga Bahasa Jerman, Jepang, Mandarin dan juga Bahasa Arab. Selain itu SEAQIL juga berperan untuk mendukung pelajar asing yang mempelajari Bahasa Indonesia.

Kiprah SEAQIL selalu berpaya sejalan dengan misinya, yaitu SEAQIL sebagai pusat pengembangan profesionalisme yang inovatif dalam pendidikan multibahasa dan multiliterasi. Ini ditujukan bagi guru bahasa dan tenaga kependidikan.

Misinya pun jelas , yaitu SEAQIL berupaya untuk menyediakan pengembangan profesionalisme yang berkualitas melalui berbagai cara inovatif dalam berbagi sumber daya, penelitian dan pengembangan, serta jejaring.

Program – Program Unggulan SEAQIL

SEAQIL REGRANTS

Yang dimaksud dengan SEAQIL REGRANTS adalah program dana hibah penelitian yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali oleh SEAQIL.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjaring penelitian berkualitas dalam bidang pendidikan bahasa di kawasan Asia Tenggara.

Siapa saja yang layak untuk mengikuti program ini?
SEAQIL REGRANTS mengundang para pengajar dan tenaga kependidikan yang peduli dalam peningkatan kualitas bidang bahasa. Guru pengajar bahasa di SMP dan SMA/SMK memiliki kesempatan untuk menjadi penerima hibah berfokus pada pengembangan dan/atau penggunaan keterampilan berpikir tingkat tinggi di bidang pengajaran dan pembelajaran bahasa Indonesia dan bahasa asing (Arab, Inggris, Jerman, Jepang, Mandarin, dan Prancis).

Waktu itu saya mendaftar untuk SEAQIL REGRANTS 2018 sekitar bulan Juni 2018. Penyerahan formulir permohonan dan proposal penelitian: 22 Juni 2018. Ada dua katagori yang bisa dipilih, Praktik pengajaran terbaik (best practice) dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Program SEAQIL REGRANTS ini dialokasikan untuk 25 laporan pelaksanaan pengajaran bahasa berbasis HOTS terbaik dan 25 proposal penelitian pengajaran bahasa berbasis HOTS terbaik.
Saya memilih untuk katagori best practice, karena bagi saya lebih mudah menceritakan apa yang sudah saya lakukan di kelas daripada menyusun sebuah proposal penelitian PTK di bidang bahasa. Saya memilih untuk menceritakan pengalaman mengajar dengan teknik Photovoice dalam mengajar teks Hortatory Exposition.
Eksebisi Photovoice
Menurut saya , dalam menyusun laporan, kuncinya adalah mencermati juklak nya. Saya terbiasa membaca berulang – ulang petunjuk pelaksanaan sebuah kegiatan sebelum mulai menulis. dengan mengikuti juklak, alur laporan kita akan lebih sistematis selingkung dengan arahan penyelanggaranya.

Tips lainnya adalah mencari sumber teori pendukung yang terpercaya, lebih baik buku referensi atau jurnal internasional yang terpercaya seperti SAGE. Jangan terlalu banyak sumber dari websites yang kurang terpercaya. Saya malah beberapa menggunakan buku – buku referensi keluaran pemerintah saja, dan beberapa buku yang ada di perpustakaan sekolahan. Beruntung saya mendapat tambahan sumber jurnal yang terpercaya dari Bapak Dosen Handoyo waktu saya ikut workshop NEEW di UNS  sebelumnya.

Dan satu lagi yang terpenting, jangan pernah mencoba untuk copy paste dari penelitian lain. Lebih baik menulis dengan gaya kepenulisan kita sendiri dengan mengikuti juklaknya.

Laporan akhir untuk SEAQIL REGRANTS
Sebuah kejutan besar bagi saya ketika membaca pengumuman penerima hibah pada 9 Juli 2018. Nama saya ada di dalam daftar penerima grants itu, bersama dengan sepuluh lainnya di katagori Praktik Baik Pengajaran. Ini agak turun dari alokasi sebelumnya yaitu 25 penerima di katagori Praktik Baik Pengajaran. Jumlah besar penerima adalah pada katagori proposal Penelitian di bidang bahasa, yaitu sejumlah 39 orang.

 Setelah itu penerima dana hibah melakukan pelaporan secara berkala. Penyerahan  laporan  kemajuan  penelitian adalah sekitar 17 – 21 September 2018. Dan ditutup dengan penyerahan laporan akhi pada  14 – 16 November 2018.

Karena ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali, maka program SEAQIL REGRANTS berikutnya akan ada pada tahun2020 mendatang. Berarti anda bisa mulai bersiap – siap mengumpulkan ide nih. Teknik pembelajaran apa yang akan anda terapkan. Kemudian baca banyak buku dan referensi tentang teknik atau metode yang anda pilih itu. Jangan lupa pantau terus di web SEAQIL.

AISOFOLL (Annual International Symposium of Forein Language Learning)

AISOFOLL adalah simposium tahunan yang diselenggarakan oleh SEAQIL. Tujuannya untuk menyediakan forum ilmiah bagi para ahli dan pelaku pendidikan bidang pengajaran bahasa asing. Dengan adanya AISOFOLL, diharapkan agar para peserta simposium dapat bertukar ide, pengetahuan, dan berbagi pengalaman terkait pengajaran bahasa.

Setiap tahun, tema- tema yang berbeda menjadi bahan diskusi oleh pembicara utama (keynote speakers) dan penyaji makalah (presenters).  Tahun 2019 ini tema AISOFOLL adalah  ‘Taking Students’ Thinking to Higher Levels Through Creative Language Teaching.’ Ini adalah gelaran AISOFOLL yang ke sepuluh. Diselenggarakan di Grand Savero Hotel, Bogor, pada tanggal 16 – 17 Oktober 2019.
Berfoto bersama presenter dan keynote speakers AISOFOLL10
Saya sungguh merasa beruntung dipilih menjadi salah satu pembicara (presenter) di acara ini. Hanya 10 dari limapuluh penerima dana SEAQIL Regrants yang kemudian dundang untuk AISOFOLL ke 10 ini. Dengan hati penuh deg-deg an tak karuan, saya memutuskan berangkat.

Dari bandara Adi Sumarmo Solo, saya mendapat teman barengan guru dari SMA N 1 Solo, yaitu bu Fera dan bu Shinta. Kami berangkat dari Solo pada tanggal 15 Oktober, dengan penerbangan pukul empat sore  dan sampai Bandara Halim Jakarta limapuluh menit kemudian. Dari Halim kemudian kami langsung naik Damri menuju Bogor. Naik DAMRI ini cukup nyaman dengan harga terjangkau. Sampai di Bogor menjelang malam dan kami berjalan kaki saja menuju hotel karena jaraknya tidak terlalu jauh. Dekat Botani Square saja, di depan Kebun Raya Bogor yang termasyur itu. Plusnya jalan kaki itu; kita bisa foto-foto dulu di spot yang cantik.


Paginya acara di buka oleh pimpinan SEAMEO QITEP in Languange, yaitu Bapak Dr Bambang Indriyanto. Dilanjutkan dengan penampilan dua key note speakers . Yang pertama adalah Prof Datuk Dr N.S. Rajendran dari Unversiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia.  Yang kedua , Dr. ONO Yuichi, dari Unversity of Tsukuba, Jepang. Sungguh ilmu yang berharga yang kami peroleh dari dua pembicara handal itu.

Setelah pembukaan dan penampilan keynote speaker, acara dilanjutkan dalam empat ruangan yang berbeda untuk sesi parallel. Tiap ruangan terdiri dari 3 atau 4 presenters. Saya sendiri tampil di hari kedua.

Pada hari berikutnya, tanggal 17 Oktober, acara dimulai tepat waktu untuk mendengarkan dua keynote speakers yaitu Mrs. Mary Jo Ann dari Singapura dan Prof. Dr Muhammad Kamrul Kabilan dari Universiti Sains Malaysia dan Mr Reiner dari perwakilan Goethe Insitut. Mereka memaparkan tentang perlunya berusaha menjadi kreatif saat melakukan pembelajaran di kelas untuk meningkatkan pemikiran kritis siswa.