Rabu, 30 September 2020

Tanaman Lama Bersemi Kembali; Dampak Positif Pandemi



Tak terasa ya sudah lebih dari setengah tahun kita hidup di masa wabah korona. Susah juga saat gerak kita terbatas dan dibayang bayangi ketakutan akan bisa tertular. Tetapi ada hal positifnya juga saat waktu kita jadi jauh lebih banyak di rumah saja. Salah satunya : Tanaman – tanaman sekitaran rumah jadi bersemi kembali. Duluuu menyiram saja kadang lupa. Rumah kosong saat semua sekolah atau kerja. Berangkat pagi pulang sudah hampir menjelang magrib.

Saya sih sebenarnya hanya tim penggembira saja hehe.. bukan petani militan. Di rumah kami yang semboyannya ‘Berani Bertani’ itu si sulung saya –gendhuk Aisyah dan bapaknya. Mereka memang suka bertanam sejak dulu. Mungkin karena dulu waktu belum punya rumah, kita kan hidupnya di pondok mertua indah di pedesaan. Nah si gendhuk itu kan dimomongke mbah nya jadi dia terbiasa diajak ke kebon dan sawah. Sampai sekarang  dia sudah remaja pun tetap suka tanaman, meskipun kita juga sudah pindah ke rumah sendiri.

Ini nih beberapa tanaman di rumah kami yang sekarang bersemi kembali. Rasanya jadi makin sedeep dipandang saat daun – daunnya menghijau. Apalagi jika sudah mulai berbuah

Mangga

Ada tiga pohon mangga di sekitaran rumah kami. Sekarang pohon mangga itu makin subur. Semuanya berjenis mangga arumanis walaupun kenyatannya tidak semua pohon buahnya manis. Yang paling manis yang di depan rumah ini. Kalau pas banyak buahnya bisa dibagi –bagikan ke tetangga.

 Yang dua pohon di belakang rumah masih agak ada asem asemnya. Apalagi kalau masih muda. Kecutnya minta ampun. Tetapi tidak kami tebang karena malah lebih enak kalau di jus. Ada seger –segernya. 

Satu pohon yang di belakang rumah itu padahal dulu sudah hampir mati, daunnya banyak sekali yang mengering dan rontok. Sekarang sudah seger lagi meski tanpa disemprot pupuk buatan. Rupanya pohon juga perlu kasih sayang ...eaaa.

Tomat ijo dan cabai

Di belakang rumah, ada sebidang kecil yang kita beri paranet di sekitannya. Maksudnya agar tidak dimasuki ayam. Niat hati memang ingin menanam beberapa tanaman sayuran, tapi alesan sibuk sering menjadkannya sekedar wacana.

Dulu nanamnya  kurang dirawat jadi kurang maksimal juga hasilnya. Sekarang saat waktu jadi lebih banyak di rumah, kami kembali menanam cabai  rawit dan tomat hijau. Memang tanaman itu kalau dirawat dengan baik penuh perhatian , hasilnya beda. Tomat dan cabainya jadi lebih segar. Saat mau membuat gereh sambel ijo favorit kami, tinggal petik – petik saja.
Masakan yang biasa – biasa saja pun jadi bisa lebih sedep karena bahan –bahannya lebih seger. Hanya saja kami belum konsisten niat nanem –nanemnya. Masih mudah bosan untuk nanem yang sayuran seperti ini , hehe. Sekarang malah lebih tertarik ke tabulampot buah dan bebrapa bunga.

Cery Ndeso

Ini tanaman aslinya saya tidak begitu tahu apa pasti namanya. Hanya karena bulat merah trus disebut cery gitu oleh orang-orang. Padahal rasanya tidak seperti cerry yang di mall itu. 
Buah yang ini kulitnya hampir seperti talok atau biji salam, tapi lebih besar. Dalamnya lembek berbiji satu atau dua agak besar. Rasanya manis kalau sudah matang, dan agak ada sepet sepert sawo saat belum terlalu matang.

Pohon ini dulu hanya ngangkut sepot –potnya dari rumah mertua.. haha.. kami tidak menanamnya sendiri dari biji.  Ibuk mertua saya  yang tinggal di desa sebelah ini memang tangan dingin untuk urusan bertanam. Nanam apaa saja jadii.

Pohon inipun dulu saat dipindah ke rumah kami hampir menyedihkan keadaannya. Kurus kering merana dan sedikit banget saat berbuah.  Maklum merawatnya juga alakadarnya. Saat pandemi ini, si pohon jadi banyak mendapat perhatian. Dipupuk, disiram secara teratur. Bahkan kadang dibelai belai sambil njemur cucian hehe. Potnya ada di dekat jemuran soalnya.
Ini dia hasilnya...  belum lama ini si pohon berbuah dan buahnya jadi lebih banyak. Segeeer banget dilihatnya. Daun- daunnya yang hijau tua dan agak keras kontras dengan si bulir bulir buah merah yang bergelantungan.

Nah itu tadi beberapa tanaman yang bersemi kembali di sekitaran rumah kami. Tentu saja kita berharap pandemi ini segera berakhir, tetapi kadang perlu juga mencari hal positif dari masa wabah ini agar tidak stress. Bertanam bisa jadi salah satu alternatif hal positifnya. Selamat menanam.


           Salam menanam,





Sabtu, 12 September 2020

Menanam Bunga Matahari, Hiburan di Masa Pandemi

Tidak terpikirkan sebelumnya rumah kami bisa berhias taman bunga matahari secantik ini. Selama pandemi korona, waktu memang lebih banyak dihabiskan di rumah. Yang dulunya rumah hanya seperti tempat untuk tidur, sekarang rumah penjadi pusat melakukan banyak hal sepanjang hari. Menanam salah satunya.



Banyak yang bilang saat pandemi seperti ini yang paling laris dan trend adalah ‘pit dan pot’ setelah tik tok tentu saja. Hehe.. Pit itu bahasa Jawa untuk sepeda dan pot itu maksudnya semua yang berkaitan dengan kegiatan tanam menanam. 

Dampaknya bagus juga. Rumah – rumah jadi semarak dengan yang ijo – ijo. Berjajar pot – pot dengan berbagai bunga atau sayuran. Demikian juga rumah kami. 



Sebenarnya bapaknya anak-anak dan sulung saya itu memang sudah hobi menanam sejak dulu. Setiap jalan-jalan piknik, yang mereka cari itu toko yang jual tanaman atau alat pertanian. Berbagai sayur dan buah sudah dicoba ditanam. Kali ini mereka katanya mau menanam banyak bunga matahari di depan rumah. Semua warga rumah pun jadi bersemangat dengan ide tersebut.

Persemaian

Pertama menyiapkan persemaian. Rumah kami bukan berada di dataran tinggi yang subur, jadi persemaiannya harus di buat dulu dari tanah yang gembur beli dari toko pertanian. Daerah kami cukup panas dan kering, saat biji muncul jadi kecambah bisa kurang optimal kalau langsung disebar di tanah depan rumah yang konturnya keras.



Biji – biji bunga matahari yang akan kami tanam adalah pemberian seorang teman. Biji itu lalu kami semai di polybag – polybag kecil yang telah diisi tanah gembur yang sudah dibeli kemaren dulu. Ujung  bawah biji kuaci yang lancip dibenamkan ke tanah dan bagian atas kuaci dimunculkan sedikit dari permukaan tanah.



Sirami dengan siraman lembut saja. Tiga empat hari kemudian muncullah kecambah bakal anakan bunga matahari.

Penanaman

Kami memindah tanaman bunga matahari setelah kecambah – kecambah itu menjadi semakin tinggi. Tanah depan rumah yang akan jadi tempat menanam dipaculi dulu kemudian dibuat jadi dua galengan. Dengan dibuat galengan, tanaman tidak terendam air saat hujan dan lebih rapi juga.



Buat lubang – lubang kecil untuk menanam anakan bunga matahari. Satu lubang kami isi dengan dua tanaman anakan. Idealnya satu lubang untuk satu anakan yaa. Tapi semaian biji kami terlalu banyak padahal tempat terbatas. Sampai sebagian diberikan ke tetangga. Duh, saking semangatnya menanam.

Perawatan

Untuk pupuk, kami menggunakan pupuk kandang. Beberapa saudara ada yang memelihara kambing, jadi kami bisa minta limbahnya untuk pupuk.



Tentu saja tidak lupa disirami secara teratur. Tugasnya anak-anak ini. Mereka tidak bosan – bosan menanyakan kapan bunganya muncul dan mekar. Padahal muncul bunganya sekitar dua bulanan kemudian.

Jangan lupa mencabuti rumput-rumput liar di sekitar tanaman bunga. Saat bunga – bunga meninggi, kita juga bisa mengambili daun-daun kering di bagian bawah agar tampilannya lebih segar.



Yeaay akhirnya bunga- bunga matahari itu bermekaran. Senengnya melihat kuncup – kuncup bermunculan dan mekar jadi bunga indah berwarna kuning cerah. Bunga matahari yang kami tanam ini modelnya yang tidak bercabang gitu. Tapi kelopak bunganya lebih besar dan warnanya lebih cerah.  Kalau di googling bunga matahari kami termasuk bunga matahari kategori tinggi, tapi nama pastinya saya kurang faham. Karena ternyata jenis bunga matahari itu banyak juga.

Bunga matahari atau dalam bahasa Inggris 'Sunflower' ini masuk dalam genus Helianthus - 'helios' artinya matahari dan 'anthos' artinya bunga. Bunga dalam genus Helianthus ini terdiri hampir 70 spesies yang berbeda. Dan saya masih harus lebih banyak belajar Biologi rupanya untuk menentukan jenis spesies apa bunga matahari di rumah saya ini  :)

Dulu kami pernah diberi saudara biji bunga matahari mammoth Jepang. Kuacinya besar dan katanya bunganya nanti juga mekar besar. Tapi waktu itu kami gagal, sebagian kuacinya tidak tumbuh dengan baik, sebagian lain habis dithotholi pithik eh ayam.. ayam.

Makanya kali ini kami senang sekali ketika bisa berhasil sampai mekar. Menjadi hiburan tersendiri saat melihat pertumbuhan bunga atau berfoto-foto di antara bunga indah. Gadis saya berfotonya sudah seperti piknik  ke taman bunga saja.

Manfaat  Bertanam Kami

“Ngopo buu nanduri kembang garbo gitu, mbok ditanduri lombok nopo terong rak kenging ge masak”, hehe tukang sayur langganan protes. Dia memang sudah akrab dengan ibuk-ibuk di lingkungan kami. Maksudnya : Buat apa to bu kok menanami depan rumah dengan banyak bunga matahari gitu, kan lebih baik ditanami cabe atau terong kan bisa untuk masak. Kami tertawa saja dengan protesan mas sayur.

Memang kekurangan dari menanam bunga matahari adalah pada postur tanamannya yang meninggi dengan banyak daun. Bisa seperti menutupi rumah kalau depan rumahnya sempit. Apalagi kalau menanamnya tidak rapi. Beruntung , lahan pelataran kami cukup luas. Cita-cita kami berikutnya adalah bisa menanam bunga matahari yang jenis dwarf. Yang katanya sudah bisa berbunga walaupun batangnya pendek.


mengambil kuaci


Sekarang bunga-bunga matahari depan rumah itu sudah mengering. “Masa kejayaannya sudah habis buk,” kata sulung saya. 

Selain dinikmati keindahannya, menanam bunga matahari juga rupanya memberi pelajaran ke anak-anak bahwa sesuatu itu tidak selamanya indah dan manis, suatu saat masa kejayaan bisa habis. Seperti bunga matahari yang tadinya dipuja –puja indah sekarang sudah tertunduk mengering. Biji bunga matahari kami tidak sebesar kuaci yang di jual di supermarket. Satu – satu bijinya kita kumpulkan untuk mbesok kalau pengen menanam lagi.

Beberapa teman dan tetangga ada yang minta bijinya. Termasuk mas’e bakul sayur keliling yang protes dulu dong . haha.. katanya anak perempuannya yang masih SD pengen juga punya tanaman bunga matahari. Memang pesona bunga matahari itu kelebihannya adalah membuat hati lebih ceria. Mungkin karena kuntumnya yang seperti orang tersenyum gembira dengan warna kuning cerah.

Selain untuk foto – foto, tanaman bunga matahari jadi bisa memunculkan ide si gendhuk sulung kami untuk edit –edit jadi video. Sudah beberapa video dibuatnya . Ini nih salah satunya , pas iseng dipasang di Youtube, ternyata ribuan viewersnya hehe..berarti kan tdak jelek jelek banget :





Menanam juga mengajarkan anak rasa optimisme. Ada proses panjang di dalamnya yang akan berhenti kalau tidak ada optimisme. Tidak setiap biji bisa berkecambah, tidak setiap anakan menjadi tanaman bunga yang kokoh berbunga cantik. Tapi kalau setiap menanam sudah takut dulu- penuh pesimisme -  jangan jangan nanti tanamannya paling bakal mati atau dientekne pithik ; ya kita tidak akan pernah berhasil. Menanam hanya akan jadi wacana.

Bagaimana, tertarik menanam bunga matahari juga? 



blogger tamplate

 thema gratis blogger terbaru blogger template blogger template blogger template blogger template blogger template blogger template b...