Sabtu, 22 Desember 2018

EDUTRIP KE MUSEUM AIR; KE JOGJA BAY TIDAK SEKEDAR MAIN AIR SAJA


Tahukah anda Jogja punya sistem pengairan yang hebat sejak dulu kala? Kenal apa itu Selokan Mataram?
Eh, Jangan pakai tisu banyak-banyak lho. Sstt.. pakai tisu banyak-banyak berarti anda tak sayang air. Lhoh kok bisa, Cuma tisu ini?
Si kecil kami mendapat jawabannya dari Museum Air di Jogja Bay Jogja.
Mengunjungi Jogja bersama si kecil pasti akan tambah lebih seru jika menyempatkan ke Jogja Bay. Sebuah Waterpark besar dengan area sekitar 7,7 hektar di sebelah utara pas area Stadion Maguwoharjo, Depok. Berbagai wahana yang ada dapat anda cek di situs mereka di  www.jogjabay.com  . Informasi di web mereka cukup lengkap dan informatif.

Harga tiket masuknya lebih mahal saat weekend:
Dewasa : Rp.100.000
Anak    : Rp. 75.000
Sementara di hari biasa (weekdays) harga tiket masuknya:
Dewasa : Rp. 90.000
Anak     : Rp. 65.000

Tidak boleh bawa makan dan minum dari luar ya saat memasuki area Jogja Bay. Nanti setelah membeli tiket di loket depan, pengunjung akan diperiksa secara mendetail barang bawaannya. Kalau di tas kita ada makanan atau minuman, mereka akan menyimpankan dulu. Tapi kalau tidak mau ribet lebih baik, makanan dan minuman dari rumah kita taruh di mobil saja.

Barang bawaan berupa handuk dan baju ganti dapat kita simpan di loker. Harga sewa loker adalah Rp. 30.000. Jangan takut tak kebagian ada banyaaak loker disana. Lokernya cukup leluasa kok. Kami sekeluarga cukup memakai satu loker saja.



Ke waterpark jelas untuk main air sepuasnya ya. Tetapi kali ini keluarga kami menikmati pilihan lain setelah puas main air. Kami menyempatkan mengunjungi Museum Air yang berada di dekat area teater pertunjukan, sebelum pintu keluar.
Museum ini memang masih kurang populer karena memang baru diluncurkan bulan November 2018. Memang harus bayar lagi sih untuk masuk wahana ini, waktu itu per orang baik anak atau dewasa membayar Rp.25.000. Yaaah bayar lagii, tetapi sebanding kok dengan ilmu dan pengalaman yang akan kita dapat. Oya, saya sarankan anda mengecek dulu jam – jam masuknya. Ini karena paketnya dibuat seperti tur berkeliling dengan waktu keliling sekitar satu hingga satu setengah jam. Misalnya, sesi pertama dibuka jam 11.30 siang, maka untuk ikut sesi berikutnya anda harus menunggu tur sesi 12.30. Misalnya gini saja, agar tidak menunggu lama sebelum masuk maen air, anda dapat mengecek dulu ke gedung  Museum Air untuk merancang anda sekeluarga nantinya mau masuk sesi yang mana. Sekali tur, bisa untuk sekitar 20 – 30 peserta, tetapi tur akan dimulai sesuai jam tanpa menunggu penuh kapasitasnya.
Waktu itu saya dan si kecil ikut sesi siang, sementara si bapak lebih suka mengunggu di luar mengobrol dengan temannya. Sebenarnya, boleh juga ada anak – anak masuk tanpa didampingi orang tua karena setiap tur akan dipandu oleh seorang tour leader dari pihak pengelola. Saya memutuskan ikut, karena si adek yang masih TK menurut saya belum mampu mengikuti arahan tour leader dengan baik.

Setelah membeli tiket, sebelum masuk pengunjung museum dipersilakan menggunakan jas ala pratikum gitu. Tersedia berbagai ukuran disana. Selama tur pengunjung dilarang merekam atau memfoto tanpa ijin dari tour leader. Jangan kahawatir nanti banyak kok spot-spot yang diperbolehkan mengambil foto.

Tour dimulai dengan berjalan memasuki area Teater Air. Ruangannya seperti layaknya gedung film kecil. Disitu kami diajak melihat tayangan mengenai pentingnya menjaga air dan upaya untuk melestarikannya. Salah satunya adalah tentang ‘Selokan Mataram’. Si kakak yang suka sejarah setengah berseru excited, “Buk, aku pernah moco kui. Pelajaranku yo enek.”

Bagi pengunjung yang masih TK kebawah seperti si adek, mungkin akan sedikit bosan , karena tayangannya agak lama- sekitar 20 menitan. Sebaiknya ini juga dijelaskan dulu pada si kecil, bahwa nanti akan ada tayangan dan sebagian area tur disetting suasana gelap. Setting cenderung gelap ditujukan agar dapat membawa suasana hutan hujan dan tayangan di sepanjang perjalanan menjadi lebih hidup.
 
Setelah melihat tayangan di teater Air, kita akan dibawa berjalan ke semacam lorong dengan suasana hutan hujan, sungai dan air terjun. Di sepanjang perjalanan, ada keterangan yang dapat dibaca dan dipegang disana-sini. Tour guide juga sangat ramah dalam menjelaskan dan menjawab pertanyaan. Ada juga satu lagi tayangan tentang siklus air dan suasana pantai di tengah perjalanan. Tak ketinggalan tentu saja diorama penjelasan pengelolaan air di perkotaan lengkap dengan project Selokan Mataram yang melegenda itu.
Anak-anak sangat excited ketika sampai di area percobaan. Suasananya kali ini terang, seperti di sebuah laboratorium para penemu hebat. Tour guide sudah menyediakan berbagai percobaan ipa sederhana dengan air. Misalnya yang paling disukai si thole adalah bagaimana air di berbagai gelas dapat menghasilkan bunyi yang berbeda.


Bagaimana alur perjalanan air di tubuh manusia juga dapat diamati dan dipraktekkan dengan menyenangkan. Terdapat berbagai fakta disajikan tentang air dengan bentuk yang dapat dibuka tutup, cocok untuk anak-anak yang memang susah mau diam. Pada bagian akhir disajikan fakta tentang pencemaran air dan bagaimana cara menanggulanginya. Termasuk soal pemakaian tisu itu. hmmm .. ternyata selain dibuat dari kayu, si tisu itu sangat boroooos air dalam proses pembuatannya. O ya, hemat air itu juga bagian penting dari edukasi. Gunakan air seperlunya dalam kehidupan sehari-hari.

Memang semboyan museum ini adalah ‘Water for Life.’ Air memang bermanfaat untuk kehidupan. Kalau kita tak mau peduli, siapa lagi?




Itulah pengalaman kami mengunjungi Museum Air ' Water For Life' di Jogja Bay. Yuk, belajar mengenal air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

blogger tamplate

 thema gratis blogger terbaru blogger template blogger template blogger template blogger template blogger template blogger template b...