Minggu, 13 Oktober 2019

BUKAN SEKEDAR OEMAR BAKRI; Catatan Pengalaman Mengikuti PembaTIK Level 3

Dari dulu saya sangat mencintai gambaran guru sosok Oemar Bakri dalam lagunya Iwan Fals yang begitu melegenda itu. Sederhana, penuh pengabdian  tapi begitu mencintai dan berdedikasi dengan profesinya sebagai guru.
Umar Bakri Umar Bakri
Banyak ciptakan menteri
Umar Bakri
Profesor dokter insinyurpun jadi
Umar Bakri Umar Bakri
Pegawai negeri
Jaman sudah berkembang begitu cepat. Kurikulum sudah berganti menyesuaikan tuntutan jaman. Materi belajar dan sarana belajar menjadi begitu beragam dengan milyaran pilihan. Seorang Ali Bin Abi Thalib yang begitu masyur itu pun menitipkan pesan agar saat mendidik anak kita harus mendidik anak-anak itu sesuai jamannya, karena mereka memang tidak hidup di jaman kita. Konteks yang dimaksud oleh Ali bin Abi Thalib ini mungkin lebih ke konsep mendidik keimanan anak. Tapi rasanya cukup masuk juga untuk konteks pembelajaran secara umum.

Menurut saya, guru atau pendidik sekarang itu bukan sekedar Oemar Bakri. Iya sih, guru tetap harus tetap dalam ruhnya Oemar Bakri yang sangat mencintai dan berdedikasi tinggi dengan profesi pendidik ini. Tetapi guru jangan lupa menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Guru itu tidak boleh berhenti belajar.

Apalagi yang diajar ini adalah para generasi Z,generasi Alpha, yang baru lahir aja udah langsung kenal gadget. Cekreek diselpi ayah bundanyaa untuk dijadikan status. Ehehe..asal jangan lupa di adzanin aja yak.


Dalam rangka belajar itulah saya memutuskan untuk ikutan kegiatan PembaTIK yang diadakan oleh Pustekom Kemendikbud. Judulnya yang benama PembaTIK ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan seni batik membatik yaa..

PembaTIK itu singkatan dari pembelajaran berbasis TIK-Teknologi dan informatika. Kegiatan PembaTIK ini diselanggarakan tiap tahun. Pesertanya bisa guru PNS maupun Non PNS dari berbagai jenjang pendidikan , mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMK maupun SMA. Pada tahun 2019 ini, ada sekitar 2.000 guru di Propinsi Jawa Tengah yang mengikuti kegiatan ini. 

Kegiatan ini terdiri dari 4 Level dengan menerapkan sistem gugur di tiap level. Untuk tahun 2019 ini, ada 2000 an peserta PembaTIK pada level 1, dan ada sekitar 900 an peserta yang lolos di level 2, dan diambil 30 besar terbaik di level 3. Nanti pada akhir kegiatan ini akan dipilih seorang duta Rumah Belajar Nasional yang ditentukan di level 4. Nah, ceritanya tahun ini saya seperti mendapat keberuntungan mendapat kesempatan lolos level 3. Dan inilah sharing pengalaman saya selama mengikuti kegiatan PembaTIK di tiap level.

PembaTIK Level 1


Awalnya saya ragu waktu diajak teman untuk mencoba mengikuti kegiatan ini.Lhah, saya ini orang terakhir yang punya hape pinter di sekolahan, kok ikutan PembaTIK. Pembelajaran berbasis teknologi informatika.  Warga satu sekolahan juga tahu, saya ini paling gaptek. WA dan ig aja juga belum lama punya. Selpi aja grogii. Tapi ya itu, justru karena merasa tidak bisa itulah, saya memberanikan diri mengikuti PembaTIK propinsi Jawa Tengah.

Langkah pertama untuk mengikuti kegiatan ini adalah dengan mendaftar lewat laman ini : http://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id. Kita mengisi beberapa informasi seperti biasa. Arahan alur pendaftaran di laman ini jelas dan mudah diikuti. Apalagi kemudian setelah terdaftar, saya diikutkan di grup PembaTIK Jateng 2019 di aplikasi Telegram.

Level 1 disebut level literasi. Pada level ini, kita akan diberikan modul untuk dipelajari secara mandiri kemudian diadakan tes di akhir level. Modulnya diunduh lewat tautan di akun kita di laman Simpatik itu. Isi modul terutama berkaitan dengan pengenalan fitur-fitur di Portal Rumah Belajar, pemanfaatan dan penerapan pembelajaran abad 21 dengan Rumah Belajar, serta pengenalan internet dan TIK tingkat dasar. Jika ada yang tidak paham, kita bisa berdiskusi di grup Telegram itu. Untuk membantu pendalam materi, beberapa kali juga diadakan Vcon di berbagai media sosial seperti contoh berikut:


Jadi jangan khawatir nanti bingung mau apa. Buktinya saya yang tidak begitu pandai TIK saja bisa mengikuti. Di grup itu ada banyak teman baru dari berbagai wilayah, berbagai jenjang pendidikan yang siap membantu dan saling berbagi pengalaman. Apalagi Duta Rumah Belajar Jateng tahun 2017, Bapak Tukijo, dan duta tahun 2018, Bapak Fakhrudin Sujarwo juga ikut bergabung memandu kegiatan PembaTIK level 1. 

Peserta yang mengikuti tes akhir level 1 dan hasilnya mencapai KKM (70) maka akan dinyatakan lolos level 2. Ujian level 1 dimulai tanggal 1 Mei -14 Mei 2019. Peserta yang lulus mendapat sertifikat Level Pertama yang dapat kita unduh melalui akun kita di SimpaTIK.

PembaTIK Level 2



Level ini disebut tahap implementasi TIK. Peserta yang lolos ke level 2 akan diberikan lagi beberapa penugasan. Karena level ini dinamakan Implementasi TIK, maka tugasnya tidak hanya sekedar mempelajari modul saja.

Total dari seluruh peserta PembaTIK seluruh Indonesia, ada 12.933 guru yang lolos ke level 2 dan kemudian terbagi menjadi 42 kelas. Tiap kelas ada penanggung jawabnya, saya masuk kelas F dengan penanggung jawabnya adalah Bapak Wayan dari Bali.

Modul pada level 2 ini terdiri dari :
1. Pemanfaatan TIK untuk Komunikasi dan Kolaborasi dalam Pembelajaran
2. Pengintegrasian TIK dalam Pembelajaran
3. Pengelolaan Kelas yang Mengintegrasikan TIK dalam Lingkungan Belajar
4. Pengembangan Media Video Pembelajaran.

Tugas selama level kedua adalah mendaftar di Rumah Belajar, membuat RPP dengan memanfaatkan TIK serta Rumah Belajar, serta membuat Video Bahan Ajar yang merupakan video tutorial. Videonya bentuknya adalah video Lecture atau pemaparan materi pembelajaran. Waktu itu saya membuat video bahan ajar tenang Making Appointment by Phone. Materi pelajaran Bahasa Inggris yang biasa saya sampaikan ke siswa kelas XI program Lintas Minat.

Waduuh, ternyata tidak semudah itu menyampaikan pembelajaran di depan kamera perekam. Bergaya bagaikan artis atau pembawa acara seperti di tv itu. Tidak mudah bukan berarti tidak bisa dikerjakan, bukan? Yang penting kita mencoba. Saya yang katrok ini sampai perlu berguru dan dibantu oleh salah satu murid yang suka ngoprek pervideo nan. Hehe..sekali-sekali tak apa guru belajar ke muridnya yak.

Untuk penilaian, Bobot untuk tugas adalah  60%, dan bobot ujian akhir adalah 40%. Pada saat level kedua ini peserta juga mendapatkan tutorial dari Duta Rumah Belajar melalui Vicon di Facebook, Youtube, dan Instagram. Oya, untuk mendapat nilai akhir ujian yang baik, kalau tips saya sih, print tiap latihan soal yang ada di tiap modul. Cari jawaban sambil mempelajari isi modulnya. Cara ini akan membuat kita mempelajari modul dengan lebih terarah.

Pengumuman peserta yang lolos level 2 ditayangkan pada bulan Juli 2019 dan selanjutnya mengikuti level ketiga. Daan surprise dan bersyukur sekali ketika saya kemudian dinyatakan lolos level 3.

PembaTIK Level 3


Sebenarnya banyak yang lolos ke Level 3 ini, tetapi hanya 30 besar terbaik yang bisa mengikuti Bimtek Level 3 di Propinsi. Wow! Makin terkejut saya ketika yang terpilih masuk tiga puluh besar itu. Alhamdulillah. 

Deg – degan amat sangat ketika hari itu saya berangkat Bimtek Level 3 di Hotel C3 Ungaran. Bis yang saya tumpangi rasanya lambaaaat sekali. Eh, saking groginya pakai acara kebablasan pula. Untung tidak terlalu jauh dan ada taxi online pula. Selamaat.

Gimana saya tidak deg-degan coba. Latar belakang hubungan saya kan memang agak suram dengan yang namanya kemajuan teknologi. Hehe.. trus ini di bimtek bersama tiga puluh guru lain yang pinter-pinter TIK. Hanya tiga puluh lho! Dari hampir dua ribuan peserta. 

Beruntung saya sekamar dengan Mbak Asih, yang juga guru Bahasa Inggris dari SMP N 1 Selomerto Wonosobo. Saya panggilnya mba’ saja lah, soalnya dia itu lebih muda dari inyong. Orangnya yang ramah dan siap membantu, membuat si emak katrok ini jadi agak tenang. Kalau kata anak jaman sekarang, tidak begitu melempem bagai remahan rempeyek di dasar kaleng : )

Bimtek diselenggarakan selama tiga hari, mulai dari tanggal 19 sampai 21 September 2019. Acara ini dibuka dengan sambutan dan pengarahan dari Kepala LPMP Provinsi Jateng, Drs. Harmanto, M.Si, Kepala BPTK Dikbud Provinsi Jateng, Drs. Surjanto, M.Pd, serta Kasubid PPBPTP Pustekom Kemdikbud yaitu Bapak Agus Triarso, S.Kom , M.Pd.

Selain materi , pada bimtek ini kita juga diajak untuk langsung praktek membuat storyline video bahan ajar di hari pertama, dan membuat video nya pada hari kedua. Belajar membuat video jadi lebih seru karena ada temannya. Kita dibagi menjadi delapan kelompok. Saling membantu saat mengambil gambar dengan Handphone di depan layar Green Screen dan kemudian mengeditnya di gawai kita masing-masing. 


Satu hal yang paling salut dalam proses pembuatan video ini adalah kemauan keras dari Bapak Budi, guru SD dari Demak yang sudah cukup berumur, untuk menyelesaikan proyek video ini. Tidak menyerah, bahkan saat harus di ulang ulang take picture, malah sampai ada insiden patah tangkai kacamatanya. Ini bukti , bahwa siapa saja , tidak guru muda – tidak guru tua, siapa saja bisa belajar mengikuti perkembangan jaman saat mengajar. Temasuk memanfaatkan TIK di proses belajar mengajar.

Dari mengikuti kegiatan ini saya jadi merasa beruntung dan sangat bersyukur karena saya belajar satu hal penting: Siapa saja bisa menjadi guru pembelajar, tanpa pandang usia dan latar belakang. Dan menjadi guru yang tidak sekedar Oemar Bakri. Seorang guru yang mencintai dan berdedikasi dengan profesinya sebagai guru, dan di lain sisi, juga jadi guru yang tidak pernah berhenti belajar. 

Keep Learning because Life never stops teaching.

#bukansekedaroemarbakri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

blogger tamplate

 thema gratis blogger terbaru blogger template blogger template blogger template blogger template blogger template blogger template b...