Kamis, 02 April 2020

WFH nya Emak Guru

Sudah hampir tiga pekan ini, hampir semua hal harus dikerjakan dari rumah. Beribadah, belajar, dan bekerja dari rumah. Work From Home, atau WFH itu... Huufttt.. Tidak mudah ternyataaa.
Saya kalang kabut menyesuaikan diri. Ditambah gempuran berita informasi menyeramkan tentang wabah corona. Kadang jadi suudzhon sama diri sendiri.
Jangan - jangan mulai depresi nih saya.

Soalnya, kadang sayanya jadi mulai kayak agak linglung, mau ngerjain apaa, eh yang dipegang apa :)
Malas juga sering tiba tiba menyerang. Effortless. Tidak semangat.

Untuk menjaga kewarasan, harus mulai nulis nih.

Tahap pertama, oke, saya mengaku, saya tidak sedang baik baik saja. WFH itu berat bagi saya saat ini. Mengajar lewat jempol dan laptop itu bukan saya banget. Guru lain banyak yang oke oke saja. Banyak yang lancar jayaa WFH nya. Tapi sepertinya saya tidak. Eh, belum.

Berikutnya, let me tell you my problem.

Sulit Konsentrasi

Mengajar dari rumah jadi sulit dengan teriakan si kecil di sekitaran rumah. Bungsu saya masih kelas 2 MI. Masih perlu pendampingan mengerjakan tugas dari gurunya.

Kemarin menggambar roti dibagi dua, jadi 1/2, besoknya semangka dipotong tiga bagian 1/3. Nah 1/2 dan 1/3 itu mana yang lebih banyak?! Emak harus ikut mikir pas di sininya.

Jangan lupakan pula, si kecil beberapa kali harus ngirim video praktik baik di rumah sesuai tema. Video pas nyapu, ngaji, berjemur, sampai nari kupu kupu. Iyaa diiringi lagu kupuu kupuu yang lucuu. Saatnya emak kembali beraksi.

Kakaknya sih sudah madrasah tsanawiyah, soal pr dari gurunya dia sudah bisa mandiri. Tapii soal teriak minta makan dan cemilan. Dua duanya sama sajaa.


Baru mau pegang leptop sudah tanya nanti makan siangnya sama apa, boleh tidak roti di lemari tak celup milo sekarang, eh milonya harus pakai air panas ya buk. Termosnyaaa... Huufftt.. Tariik nafaas.. Letakkan kembali leptopnya.

Masa iya mau diam saja saat dapur sudah mulai krompyangan tanda si duo krucil itu beraksi ala chef. Paling tidak kan ya harus mengawasi.

Bapaknya di manaaa?? Sedihnya bapaknya anak anak itu karyawan swasta yang tidak menerapkan WFH. Tidak bisa di andalkan maksimal untuk hal hal tersebut di atas.

Dan saya belum terbiasa dengan seperti itu. Rasanya frustrating!

Tapi ada positipnya juga sih, dapur sekarang lebih meriah. Dan waktu bersama anak jadi full 24 jam. Saluut dengan para bunda full mom, yang masih bisa berbisnis dan berkarya dari rumah.

Parno Tentang si Virus

Mungkin karena terlalu banyak terpapar berita itulah yang membuat saya kadang jadi over paranoid soal wabah ini.

Di tivi, koran, grup wa sampai obrolan singkat dengan tetangga isinya tidak jauh jauh dari corona, covid 19, apd, masker, angka kematian.

Apalagi bapaknya anak anak masih tetap harus kerja di luar rumah. Rasanya tambah was was. Jangan jangaan..

Padahal si bapak, tertib tertib saja, kalau pas pulang kerja ya langsung cuci tangan kaki di depan rumah. Langsung mandi, taruh baju kerja di tempat cucian atau dijemur. Tetap saja kekhawatiran itu ada.

Untuk itulah saya kemudian membatasi konsumsi berita berlebih tentang wabah ini. Ya tetap waspada. Tetap stay at home -tapi tidak over parno.

Murid Mengeluh Banyak Tugas

blogger tamplate

 thema gratis blogger terbaru blogger template blogger template blogger template blogger template blogger template blogger template b...