Minggu, 24 Februari 2019

LASKAR AKSARA; Upaya Menguatkan Karakter Gemar Membaca


Berita baiknya adalah : Semua sekolah di setiap jenjang pendidikan harus mengupayakan program untuk menguatkan karakter muridnya! 

Kurikulum pendidikan kita tidak sejelek yang diberitakan, kok. Belum sempurna, mungkin iya. Tetapi sebenarnya selalu ada itikat baik dari Pemerintah, sekolah dan guru untuk meningkatkan pendidikan anak-anak Indonesia. Dan itu perlu dukungan dan tauladan dari orang dewasa di sekitar anak juga lho, kakak atau orang tua dirumah , misalnya.

Salah satunya adalah gencarnya upaya mendorong sekolah untuk melakukan PPK ; Penguatan Pendidikan Karakter. Diharapkan nanti anak-anak kita tidak hanya cerdas - tapi juga berkarakter kuat dan baik. Mari kita dukung PPK ini yuk. Semua harus ikut terlibat demi masa depan anak -anak kita itu. Kalau meminjam istilah pakar Parenting Ayah Edi sih, Indonesian Strong from Home. Anak-anak kita itu kuat dari rumah. Dan sekolah akan membantunya.

Berikut ini sekedar sharing , contoh action plan program PPK di sekolah kami. Tentu saja tiap sekolah mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Program yang dilaksanakan juga bisa berbeda- beda dan fleksibel. 
Kebetulan berkat terlibat dan menuliskan program ini, tahun 2017 yang lalu , saya berkesempatan menjadi finalis lomba nasional di Jakarta. Lombanya diadakan oleh Kesharlindung Dikmen, sebuah instansi resmi pemerintah di bidang Kesejahteraan, Penghargaan, dan Perlindungan Guru. Nama lombanya; Lomba Inovasi Penguatan Pendidikan Karakter Bangsa 2017. Alhamdulillah, guru ndeso seperti saya jadi bisa terbang gratis ke Jakarta. belum menang sih. Tetapi Alhamdulillah, pulangnya disangoni uang jajan yang cukup untuk beli laptop baru. hehe..Semoga bermanfaat


ACTION PLAN 

PROGRAM PPK di SEKOLAH


I. JUDUL : ‘LASKAR AKSARA: Ayo Baca – Ayo Berkarya!’ 

Sebuah upaya pengembangan dan pengoptimalan program GLS (Gerakan Literasi Sekolah) di SMA
Buku terdiri dari aksara – aksara yang bermakna, dengan gemar membaca akan semakin banyak karakter baik siswa terbentuk. Program ini siswa akan dibentuk menjadi berjiwa laskar atau prajurit yang melakukan kegiatan ini dengan sepenuh hati dan penuh komitmen. Dengan tujuan akhir siswa akan meraih banyak manfaat dari program ini dan karakter baik mereka akan semakin berkembang. Kami menamai inovasi program ini dengan judul: LASKAR AKSARA. Dengan tag line sub-judul: Ayo Baca-Ayo Berkarya! 

II. LATAR BELAKANG MASALAH

Sejak tahun ajaran 2015/2016, SMA di Wonogiri telah melaksanakan program rintisan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Sekolah kami memandang GLS sebagai sebuah upaya yang sangat positif untuk mengembangkan karakter positif siswa, terutama adalah karakter gemar membaca dan disiplin. Jika kedua karakter utama tersebut terbentuk dengan maksimal diharapkan beberapa karakter baik akan berkembang.

Membentuk karakter positif kepada peserta didik memang bukan hal yang mudah. Dengan kata lain, pendidikan karakter harus dilakukan secara kontinu, berkesinambungan, konsisten, dan melalui proses pembiasaan agar menjadi pemahaman yang menyatu dalam perasaan dan terefleksi dalam tindakan/ perilaku.

Beberapa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan panduan tahapan GLS. Kegiatan-kegiatan tersebut di lakukan oleh siswa dengan didukung kepala sekolah, guru –guru, orang tua dan seluruh stake-holder sekolah kami.

Sebagai contoh, sekolah kami telah menerapkan kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum pelajaran, pengadaan lomba-lomba yang mendukung peningkatan gemar membaca, misalnya lomba menulis cerpen dan puisi, lomba membaca puisi, serta lomba perpustakaan kelas. Salah satu kegiatan yang terpenting lainnya adalah pengadaan pojok baca secara mandiri oleh siswa di setiap kelas.

Kami memandang semangat siswa untuk terlibat program GLS masih naik turun, belum konsisten merasuk menjadi bagian hidup essensial siswa. Masalah yang kami temukan di lapangan adalah: kegiatannya kurang menarik bagi siswa dan koleksi buku di pojok baca kelas banyak yang kurang berkualitas karena siswa banyak yang tidak mampu menyumbangkan buku yang baik di pojok baca tersebut.
Akibat dari masalah tersebut adalah program GLS tidak menjadi sarana yang optimal sebagai sarana unggulan di sekolah kami untuk pendidikan karakter. Maka kami ingin menyusun program GLS dengan branding yang diperbaharui : GLS menjadi program yang penuh dengan kegiatan yang menyenangkan dan menarik untuk selalu dilaksanakan.

III. INOVASI YANG DITAWARKAN

Kami menawarkan pembaharuan dan pengoptimalan program GLS dengan menamainya menjadi : LASKAR AKSARA: Ayo membaca-Ayo Berkarya!
Kegiatan – kegiatan baru dalam program tersebut meliputi:

1. ‘Tukar Sampahmu Jadi Buku’

Kegiatan ini terinspirasi dari kesuksesan beberapa komunitas yang telah berhasil mengumpulkan dana dari penerapan sistem bank sampah. Salah satu contoh terdekat adalah dari Bank Sampah Giri Tri Habsari yang terletak di lingkungan Wonokarto, satu kelurahan dengan area sekolah kami. 

Kami melihat sistem bank sampah dapat juga kami terapkan di sekolah kami. Hanya saja dana yang dikumpulkan nanti diperuntukkan untuk membeli buku yang ditempatkan di pojok baca kelas. Selama ini siswa menyumbang buku alakadarnya karena masalah kekurangan dana, dengan sistem ini mereka tidak perlu menyisihkan uang saku mereka yang pas-pasan untuk membeli buku untuk pojok baca. Mereka juga tidak perlu meminta kepada orang tua. Siswa dapat mengusahakan dana itu secara mandiri dengan mengumpulkan dan memilah sampah di sekitar mereka. 

Dalam hal ini kami batasi pada sampah kering non-organik semisal bungkus makanan ringan, botol dan kaleng minuman kemasan atau kertas bekas. Kami melihat sampah-sampah semacam itu cukup banyak dihasilkan oleh siswa itu sendiri di keseharian mereka. Dampak lain yang akan diperoleh adalah siswa akan menjadi peduli dengan sampah di sekitar mereka, dan tidak akan membuang sampah sembarangan lagi. 

Siswa juga boleh membawa sampah-sampah yang telah dipilah dari rumah. Dengan cara ini akan menghasilkan dana lebih besar dan lebih cepat. Selain itu yang lebih penting adalah bahwa siswa akan menjadi ‘agent of change’ , menjadi pelopor perubahan di rumah masing masing. Mereka akan menjadi pelopor untuk mengajak anggota rumah mereka untuk peduli sampah dan peduli untuk membeli buku agar lebih gemar membaca. 

Nasabah bank sampah ini adalah kelas-kelas di sekolah kami, bukan perorangan. Sebagai mana layaknya sebuah bank, setiap kelas sebagai nasabah akan memiliki sebuah buku rekening. Setiap hari Sabtu mereka menyetor sampah kemudian ditimbang dan dicatat sesuai nominalnya di buku rekening mereka. Dari uang yang terkumpul mereka dapat menukarkan dengan buku untuk pojok baca kelas. Pengelolaan Bank Sampah ini sekaligus menjadi media pembelajaran yang baik bagi mata pelajaran KWU (Kewirausahaan).

Buku-buku yang ingin mereka beli sebelumnya dibuat daftar dahulu, kami akan menamai daftar tersebut sebagai ‘Wish List’.  Daftar tersebut merupakan hasil diskusi siswa-siswa sekelas tersebut. Sebelumnya ‘Wish List’ ditunjukkan kepada guru wali kelas atau guru bahasa Indonesia untuk menentukan buku mana yang bermutu untuk ditempatkan di pojok baca kelas. Penukaran buku-buku tersebut dapat dilakukan lewat koperasi sekolah.

2. Kegiatan ‘HOLY FRIDAY’

Kegiatan hafalan ayat sesuai kitap suci yang dianut siswa. Misalnya: Hafalan ayat di Injil untuk siswa Nasrani, kegiatan hafalan surah Qur’an bagi siswa muslim, kegiatan membaca kitap suci agama masing-masing. Kegiatan ini dilaksanakan setiap Jum’at pagi pukul 07.00 – 07.15 WIB. Hafalan dan bacaan siswa dapat disetorkan atau dipantau guru – guru Agama saat pelajaran.

3. Kegiatan ‘CERITAKAN BUKUMU’

Kegiatan ini dilaksanakan setiap Senin, setelah upacara di lapangan. Siswa bisa sambil duduk-duduk istrahat di bawah pohon di area lapangan upacara. Pada setiap kegiatan, akan ditunjuksecara acak sejumlah 3 – 5 siswa untuk maju ke mimbar upacara, menyampaikan ringkasan singkat sebuah buku yang mereka baca minggu ini. 

Pada kegiatan ini sekaligus menyampaikan kelas yang sudah mampu menukar sampahnya jadi buku. Siswa yang tampil menceritakan buku dan kelas yang mampu menukar banyak buku akan mendapat apresiasi berupa hadiah

Siswa Menceritakan Buku yang dibacanya
4. Kegiatan ‘BOOK CARNIVAL’
Kegiatan ini dilaksanakan setiap akhir semester pada masa jeda setelah PAS (Penilaian Akhir Semester). Pada acara ini diadakan lomba-lomba yang menarik misalnya: 
  • Lomba Tahfidz Qur’an – lomba Hafalan ayat kitap suci lain
  • lomba pojok buku terbaik – terbanyak dan terbaik koleksinya dari hasil menukarkan sampah mereka.
  • lomba menulis puisi atau cerpen, lomba membaca puisi.
  • Bedah buku oleh pengarang populer
  • Bazaar Buku 
IV. TUJUAN

Dengan menata ulang pelaksanaan program literasi sekolah agar lebih baik dengan komunikasi efektif kepada semua warga sekolah, diharapkan gerakan literasi ini sekaligus sebagai sarana dalam implementasi pendidikan karakter di SMA.
Karakter yang ingin dikembangkan melalui program LASKAR AKSARA: Ayo membaca-Ayo Berkarya! adalah :

a. Karakter Gemar Membaca dan Disiplin sebagai karakter utama
Dua karakter utama tersebut merupakan modal penting bagi siswa bagi hidupnya. Saat kedua karakter itu menjadi bagian hidup siswa, maka otomatis karakter-karakter baik lainnya akan terbentuk sebagaimana dijelaskan berikut ini.

b. Karakter disiplin dan bertanggungjawab
Melalui kegiatan pembiasaan setiap pagi sebelum belajar, siswa akan jadi lebih disiplin dan bertanggung jawab. Mereka akan bertanggungjawab pula saat mereka mengelola pojok baca kelas.

c. Karakter religius dengan kegiatan ‘HOLY FRIDAY’.

d. Karakter komunikatif , berani tampil dan menghargai prestasi.
Saat siswa terlibat dalam kegiatan ‘CERITAKAN BUKUMU’ dan ‘BOOK CARNIVAL’ siswa akan mengembangkan karakter komunikatif dan berani tampil dalam diri mereka. Saat berkompetisi, karakter menghargai prestasi juga akan terbentuk.

e. Karakter cinta lingkungan
Melalui kegiatan ‘Tukar Sampahmu Jadi Buku’ siswa akan mengembangkan karakter cinta lingkungan karena mereka peduli untuk memilah dan memberdayagunakan sampah untuk menjadi barang bermakna.

f. Karakter kreatif dan bertanggungjawab
Saat siswa sudah berhasil menambah banyak buku bermutu dengan menukarkan sampah mereka jadi buku, mereka akan lebih terdorong untuk mengaktifkan pojok baca. Mereka akan lebih kreatif mendesain pojok baca dan bertanggungjawab mengurus buku di pojok baca tiap kelas itu.

V. MANFAAT
  • Manfaat jangka pendek : siswa dan seluruh warga sekolah akan lebih tertarik mengikuti program pembaharuan GLS  : LASKAR AKSARA: Ayo membaca-Ayo Berkarya!
  • Manfaat jangka menengah: siswa dan seluruh warga sekolah sudah semakin terlibat dengan antusias mengikuti berbagai kegiatan-kegiatan di program ini. Karakter-karakter baik siswa semakin terbentuk.
  • Manfaat jangka panjang : karakter –karakter baik tersebut sudah meresap menjadi bagian hidup siswa dan seluruh warga sekolah.
VI. SUMBERDAYA PENDUKUNG
SMA N 2 Wonogiri mempunyai sumberdaya pendukung yang baik untuk kesuksesan pelaksanaan program ini, antara lain:
  • SDM (Sumber Daya Manusia) dengan jumlah banyak dan mempunyai cukup komitmen untuk mencapai karakter-karakter yang baik melalui pengoptimalan GLS 
  • Sarana –prasarana yang cukup baik di tiap kelas, misalnya : sekolah sudah menyediakan rak untuk pojok baca kelas sebagai wadah buku sumbangan siswa.
  • Sekolah kami mempunyai lahan yang luas sekitar 4,3 Ha. Lahan yang sangat luas tersebut mendukung berbagai kegiatan yang akan dilakukan.
VII. ALUR BERFIKIR
before
after
VIII. SIMPULAN

Dengan pelaksanaan program: LASKAR AKSARA: Ayo membaca-Ayo Berkarya! siswa dan warga sekolah akan lebih tertarik untuk mengoptimalkan GLS sebagai sarana pendidikan karakter. Dengan program karakter –karakter yang akan berkembang antara lain: gemar membaca, disiplin, bertanggungjawab, religius, kreatif, komunikatif –berani tampil, menghargai prestasi dan cinta lingkungan.

Ayo susun action plan mu sendiri. Kita kuatkan akar pekerti anak-anak Indonesia bersama-sama. Menuju Generasi Emas yang bukan sekedar impian semata.


Senin, 18 Februari 2019

Mewarnai Akal Mengakarkan Pekerti


Apa warna akal mereka? 
Sepertinya hijau. Tampak menyeruak diantara rapinya barisan mereka di upacara bendera pagi ini. Terus bertumbuh. Menjulang. Ingin menjadi yang tertinggi.

Lalu apa yang salah ketika siswa-siswa di negara ini diklaim memiliki tingkat pencapaian pendidikan tidak terlalu tinggi?  Dengan tempat peringkat 62 dari 72 negara di dunia. Benar adanya, itu bukanlah peringkat yang mengagumkan untuk sebuah negara dengan sumber daya melimpah ini. Bahkan kalah tertinggal dengan negara kecil  tetangga. Singapura duduk takzim di antara urutan teratas. Penelitian itu sungguh tidak seindah hijau yang kulihat di pendar akal mereka hari ini.

Kemudian mulailah saling menyalahkan

Berapa harga akal mereka? Apakah setara dengan harga 20 persen anggaran pemerintah yang dialokasikan di bidang pendidikan itu? Wah jangan main-main. Itu harga peringkat keempat tertinggi dari negara didunia pada alokasi anggaran pendidikan. Pemerintah berkilah telah menginvetasikan banyak sumber daya di bidang pendidikan. Tidak semua negara melakukannya.

Sebagian mulai mempertanyakan kredibilitas PISA sebagai program penguji kualitas pendidikan itu. Asal tahu saja ya. PISA (Programme for International Student Assessment) itu  adalah studi internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains untuk siswa sekolah berusia 15 tahun di berbagi belahan dunia.  PISA merupakan studi yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali, yaitu pada tahun 2000, 2003, 2006 dan seterusnya.  Dan hasil diatas adalah hasil PISA 2015 yang dirilis Desember 2016 lalu.

Sehebat apa sih si PISA itu sampai berani memberi warna coklat selayu daun kering untuk akal anak-anak kita ini? Membuat geram. Meradang. Walau kemudian takluk pada kenyataan bahwa PISA memang menyajikan bukti ilmiah yang sangat kuat. Diakui secara internasional.

Beberapa mulai menggerutu pada kurikulum. Yang lainnya meruntuki guru yang tidak kunjung cakap menyampaikan materi. Sisanya duduk jongkok tak peduli di pinggir sungai sambil ngupil. Tak peduli. Bodo amat dengan segala yang katanya carut marut di dunia pendidikan. Selama nasi masih mengebul cukup untuk sekedar makan tiga kali; buat apa memikirkannya.

Dan lihatlah saat kita mulai sibuk saling menyalahkan, anak-anak kita itu akan semakin kehilangan pendar warna kehijauan itu. Dan pada akhirnya kenyataannya adalah : Blaming others will get you nowhere!

Waktunya Berkaca dan Peduli

Sungguh tak ada yang salah dengan dasar pendidikan kita. Ki Hajar Dewantara, yang hari lahirnya kita peringati sebagai hari pendidikan, sebenarnya telah meletakkan pondasi yang sangat kuat untuk pendidikan di negara kita ini. Ki Hajar berpuluh tahun  yang lalu telah dengan tegus menyatakan bahwa Pendidikan itu ya harus meliputi tiga hal secara menyeluruh-tidak boleh dipisahkan- tidak boleh saling mengenyampingkan: Olah Akal – Olah Rasa – Olah Raga.

Jangan- jangan saat ini kita hanya sibuk mengolah akal anak – anak kita ini. Sedikit memberi ruang untuk mengolah raga dan pekerti mereka. Sibuk mengajari mengeja membaca per kalimat di  buku , tapi lupa mengenalkan indahnya karakter gemar membaca.

Berjibaku membuat mereka tangkas berhitung , tapi mengenyampingkan dahsyatnya karakter ingin tahu – mematikan berpikiran kritis mereka dengan sekedar hafal rumus bangu ruang dan perkalian.
Menyempatkan ribuan jam untuk menghafal ratusan teori rumus tapi menempatkan sedikit waktu untuk mengembangkan karakter peduli mereka. tahu  teori tapi tak paham cara menerapkannya.

Hey, Character Matters !

Charater matters - mewarnai akal itu memang penting - tetapi mengakarkan pekerti pun tak kalah pentingnya. Membangun akhlak dan karakter sangatlah penting. Bukan sesuatu yang layak dikesampingkan atas nama nilai pengetahuan semata.

Anak-anak kita  itu hanya seperti pepohonan di atara rimbunan hutan . Warnai hijaunya agar selalu bersinar. Tapi jangan lupa menjaga akar pekertinya untuk tetap mencengkeram erat. Hingga nanti saat badaipun-kelak mereka akan tetap menjulang. Diukur dengan metode pengukuran apapun mereka akan tetap jadi diantara yang tertinggi.

Tapi maaf saya beri tahu sedikit rahasia ya. Guru tidak bisa melakukan itu sendirian. Pemerintah tak akan jalan kebijakannya. Tanpa dukungan anda semua- ayah bunda hebat di luar sana.

Sehebat apapun guru dan kurikulum yang dibuat pemerintah, semua itu tak akan bisa menghebatkan anak-anak kita – jika tanpa dekapan yang kuat dari ayah bundanya di rumah. Jika tanpa dasar warna hijau yang kuat dari rumah. Jika tanpa pondasi akar pekerti yang kokoh dari rumah.

Selamat  mendidik. Sejenak luangkan waktu hari ini – menghargai warna akal mereka. Mengakarkan pribadi mereka.Dan lihatlah kelak mereka akan terus bertumbuh .Lebih tinggi dari pohon manapun. 

Minggu, 17 Februari 2019

Racing to The Sunrise at Merapi


Do you dare to challenge your self for a jeep riding up to Merapi Volcanic Mountain? Early at dawn?

About Merapi Jeep Lava Tour

Jeep Lava Tour has become one of the favourite tourist attractions in Merapi  recently. We can find it at Kaliurang, about 23 km from Jogjakarta. It is called Jeep Lava Tour because by riding an off-road jeep , we’re going  to explore the paths where the lava flowed at the big eruptions in 2010.  While riding the jeep, we can enjoy the fresh natural scenery of Mount Merapi and the remnants of the previous eruption. Well, it won’t be such a smooth journey, but it surely brings so much fun!

There are various offers that you can choose, depends on the length of the routes. They are: Short Trip, Medium Trip and Long Trip. Some agency even add Sunrise Trip, Sunset Trip or Night Trip. You can check it online before deciding which one to choose. There are many tour agencies which give complete description of each package. We can find it or book a trip by clicking www.traveloka.com , tripadvisor,  www.tourmerapi.com , www.lavatourmerapi.online  or  www.yogya-backpacker.com    
Sunrise picture taken from www.yogya-backpacker.com

Each agency may offer different route for each package. They may also have different rates of cost for each package.

Off We Go! The Sunrise Trip

The Sunrise package that we chose that day visited Bunker Kaliadem, Alien Stone, Remnants Treasure Museum (Museum Sisa Hartaku) and had some water splashes at Kali Kuning. I and my colleagues ordered the trip the night before at the hotel we stayed, Villa Eden 1. The Manager of the hotel kindly ordered three jeeps for us. Each Jeep carried four passengers. We paid Rp.400.000 per jeep. The trip lasted for about 1,5 – 2 hours.


We woke up early that day. After having Subuh pray at 04.15 WIB, we rushed to the lobby of the hotel. Can’t wait for the journey! Brrr.. it was so cold outside and oh my! I forgot my jacket. But the jeeps had been ready in front of the hotel. No time to go back to room. The sunrise couldn’t wait. “So off we go! Don’t mind about the jacket.”

Hmm..the first lesson for me is : Next time prepare well for a trip, instead of chatting too much in excitement. For the sunrise trip, it’s better for you to wrap yourself with a warm sweater, a jacket ,with a muffler or shawl. It was at the beginning of rainy season so the dawn was even colder. Even though it wasn’t the best season to enjoy Merapi, we’re lucky because it wasn’t raining hard that morning.

The roads were not crowded that early morning. That’s the plus point of having the sunrise trip. At the midday the numbers of the jeeps might be too many. The number of the trips increased a lot during the weekend, the driver explained. Another plus is: we didn’t get too much dust as the roads‘re not dry yet. And the best part is:  Having the very fresh air of the new  day! It feels like refuelling our lungs with fresh clean air at dawn.

Bunker Kali Adem and Batu Alien

The First stop was Bunker Kaliadem. We were told by our friendly jeep driver that we would watch the sunrise there. The sun rises from the eastern side of Merapi and Bunker Kaliadem is the best place to enjoy it. But we didn’t bring to much expectation for an overwhelming sunrise that morning. Well, it was a dawn at a rainy season. Thick clouds  and fogs were everywhere. We didn’t meet the sunrise actually. However, we felt- we were lucky enough as the fogs were not really thick and the clouds opened a little while; allowing us to enjoy the awesome scenery of Merapi Mountain.

The paths were slippery as the result of the rains last night. Wearing good sneakers were good choices . At Bunker Kaliadem, we would walk up to the spot.


There are many beautiful instagramable spots where we can take pictures or have thousands selfies at Bunker Kaliadem and Alien Stone. Our jeep driver kindly offered himself as photographer during the journey.

At Alien Stone, or Batu Alien as local people said, we can see big stone which was thrown away from the peak of the mountain during the big explosion at 2010. According to the villagers, the stone wasn’t there before the eruption. I found a food stall at the Alien Stone area. I enjoyed a glass of hot tea and a small portion of breakfast with hot dishes called ‘Jangan Lombok’ and fried tempe. There were some small shops selling merchandise, too.

Enjoying Splash of Water at Kali Kuning                     

The next destination of this package was a small river namely Kali Kuning. Yuhuuu.. we would be wet here! It was full of fun and screaming.

The driver will add some speed as the jeep racing across the river to create more splash. “More! More!” we spoke out excitedly. And Brrummm..brummm.. the driver turned twice or three for another splash of water.
Here is the video :